
Hati-Hati Gangguan Haid Pada Wanita
March 14, 2012 | 412 komentar
Doktersehat.com -
Ada umumnya setiap perempuan akan mengalami haid atau menstruasi. Haid
yang pertama kali (menarche) pada usia 10 – 14 tahun, selanjutnya akan
dialami seorang perempuan sampai menopause pada usia 50-an tahun. Dalam
periode waktu tersebut, mulai dari menarche sampai menopause, seseorang
dapat mengalami gangguan haid atau dalam terminologi medis saat ini
disebut sebagai perdarahan uterus abnormal.
Gangguan haid seringkali terjadi pada
sebagian wanita. Haid bisa datang dua kali dalam sebulan, namun di
bulan-bulan berikutnya tidak haid.Dapat juga haid normal namun menderita
sakit yang luar biasa. Padahal seharusnya haid datang tanpa mengganggu.
Haid adalah darah kotor dan selaput
lendir rongga rahim yang terlepas dengan sendirinya akibat perubahan
kadar hormon estrogen dan progesterone, yang akan keluar dari rahim
melalui liang vagina. Selaput lendir yang lepas tersebut akan diubah
oleh zat yang terkandung di dalamnya menjadi lendir. Pembuluh darah di
bagian dasarpun akan terkelupas sehingga terbuka, dan darah mengalir ke
luar. Kadang-kadang karena sesuatu, selaput lendir belum sempurna
menjadi lendir karena misalnya selaput lendir yang terlalu tebal,
sehingga darah haid yang keluar akan bergumpal-gumpal. Setelah haid
selesai, akan tumbuh selaput lendir baru yang akan terus berkembang
hingga mencapai tingkat ketebalan tertentu. Haid akan berlangsung selama
beberapa hari, berhenti selama beberapa minggu, dan kembali lagi
seterusnya sampai wanita mengalami menopause.
Siklus haid yang normal adalah jika
seorang wanita memiliki jarak haid yang setiap bulannya relatif tetap
yaitu selama 28 hari. Jika meleset pun, perbedaan waktunya juga tidak
terlalu jauh berbeda, tetap pada kisaran 20 hingga 35 hari , dihitung
dari hari pertama haid sampai bulan beriutnya. Lama haid dilihat dari
dasah keluar sampai bersih, antara 2 – 10 hari. Darah yang keluar dalam
waktu sehari belum dapat dikatakan sebagai haid. Namun bila telah lebih
dari 10 hari, dapat dikategorikan sebagai ganguan. Jumlah darah haid
yang lkeluar perhari adlah 60 – 80 cc, atau tidak lebih dari 5 pembalut
yang terisi penuh.
Ketidakteraturan siklus haid disebabkan
karena gangguan hormon dalam tubuh. Atau bisa juga terjadi karena
penyakit di dalam organ reproduksi, contohnya tumor rahim, tumor di
indung telur. Selain itu gangguan haid disebabkan juga karena faktor
lainnya seperti stres, kelelahan,dan penggunaan kontrasepsi.
Tingkat kesuburan seorang wanita dapat
dilihat dari ada tidaknya produksi sel telur dalam tubuh. Seorang wanita
dikatakan subur jika ia mampu memproduksi sel telur sebulan sekali,
mematangkan telur, dan mengeluarkan telur yang masih setengah matang
dari indung telur. Pematangan sel telur dan keluarnya sel telur dari
indungnya merupakan kerjasama dari otak, indung telur, dan kelenjar
buntu di otak yang disebut sebagai hipofisis. Hipofisis mengeluarkan
hormone gonadoptropin yang terdiri dari hormon FSH (follicle stimulating
hormone) dan LH (luteinizing hormone). Hormon FSH memiliki fungsi
mempercepat pematangan telur, sedangkan LH menyempurnakan proses
pematangan telur hingga dapat mendekati permukaan indung telur untuk
dilepas. Jika tidak terjadi pembuahan dalam waktu 24 jam, sel telur ini
akan mati.
Setiap gangguan pada hormon FSH dan LH
tidak akan menyebabkan terbentuknya sel telur. Jika demikian, hormon
estrogen dan progesteron juga tidak akan terbentuk sebagaimana seperti
seharusnya.
Siklus haid yang tidak teratur
kebanyakan terjadi akibat faktor hormonal. Seorang wanita yang memiliki
hormon estrogen dan progesterone secara berlebihan memungkinkan
terjadinya haid dalam waktu yang lebih cepat. Jika gangguan haid
dikarenakan oleh faktor hormonal, maka dapat dipastikan wanita tersebut
mengalami gangguan kesuburan. Dan dapat diatasi dengan suntikan untuk
mempercepat pematangan sel telur.
Gangguan haid karena penyebab kelainan
nonorgan, diantaranya koagulopati, yaitu adanya gangguan fungsi
pembekuan darah, yang menyebabkan darah sulit membeku. Yang paling
sering adalah penyakit Von Willebrand. Ada juga disfungsi ovulasi, yaitu
gangguan kesuburan yang dapat menyebabkan gangguan hormon sehingga
menyebabkan terjadinya perdarahan dalam jumlah yang bervariasi dan dapat
terjadi setiap saat. Manifestasi kelain-an ini dapat berupa haid yang
jarang, perdarahan ringan (flek-flek) maupun perdarahan yang banyak.
Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan adanya gangguan ovulasi atau
kesuburan adalah: stress fisik/psikis yang berat, sindroma ovarium
polikistik, obesitas, hiper/hipotiroid, anoreksia. ”Penyebab lainnya
adalah kelainan endometrium, yang terjadi pada lapisan dalam rahim yang
bersifat lokal. Umumnya terjadi pada siklus menstruasi yang normal.
Kelainan ini disebabkan antara lain: infeksi, kelainan hemostasis lokal.
Dan yang terakhir adalah kelainan yang disebabkan karena penggunaan
obat-obatan seperti penggunaan kontrasepsi hormonal, penggunaan IUD
(spiral).
Penggunaan hormon serta alat medis dapat
menyebabkan adanya gangguan terhadap endometrium, gangguan hemostasis
local, serta dapat mengganggu terjadinya ovulasi,” terangnya. Gangguan
haid disebabkan oleh keadaan yang bervariasi, dapat disebabkan oleh
kelainan yang bersifat ringan sampai dengan kelainan yang serius seperti
kanker, sehingga jika seorang perempuan mendapatkan gangguan haid
sebaiknya segera berkonsultasi pada pihakpihak yang berkompeten,
sehingga segera diketahui penyebabnya dan mendapatkan penanganan yang
tepat.
Read more: http://doktersehat.com/hati-hati-gangguan-haid-pada-wanita/#ixzz3VJNzrKZH
siip
BalasHapusbagus nek
BalasHapusmantap
BalasHapusgood
BalasHapusmantap
BalasHapus